Trending

Empat Fungsi Mempelajari Sejarah


Bacalah satu kisah di bawah ini dan rasakan betapa dahsyatnya kisah yang masuk dalam relung jiwa kita. Dia bergerak, bekerja, dan bekerja dalam diri kita sendiri.
Di dalam kitab Siyar A'lam An-Nubala , Imam Adz-Dzahabi menyampaikan kisah pertemuan empat orang muda. Yang satu adalah putra Umar bin Khattab radhiyallahu anhu , yaitu Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu ma. Tiga yang merupakan putra-putra dari sahabat mulia, Zubair bin Awwam radhiyallahu anhu . Yang pertama adalah Abdullah bin Zubair, yang kedua adalah Urwah bin Zubair, dan yang ketiga adalah Mush'ab bin Zubair radhiyallahu anhu m.
Keempat anak muda ini mengadakan pertemuan di Hijr Ismail. Kita tahu Hijr Ismail adalah setengah lingkaran yang ada di Ka'bah yang hari ini bisa kita lihat. Mereka bertemu di dalam Hijr Ismail. Kemudian mereka duduk bersama membuka sebuah majelis yang sangat unik karena mereka memulai dengan kalimat mereka, "mari kita jadikan majelis atau pertemuan ini sebagai pertemuan yang didukung, pertemuan bercita-cita, majelis cita-cita."
Maka kemudian dimulailah majelis itu oleh kalimatnya Abdullah bin Zubair radhiyallahu anhu .
Kalimat yang diucapkan Abdullah bin Zubair radhiyallahu anhu sederhana. Dia mengatakan, "Saya ingin kekhilafahan." Masya Allah, seorang anak muda berfikir dia ingin mendapatkan kekhilafahan dan dia ingin menjadi khalifahnya. Sebuah cita-cita.
Kemudian disusul selanjutnya oleh Urwah bin Zubair radhiyallahu anhu . Ia berkata, “Saya ingin menjadi tempat masyarakat mengambil ilmu.” Menjadi ulama. Menjadi ilmuwan besar. Inilah keinginan Urwah bin Zubair radhiyallahu anhu .
Disusul berikutnya oleh Mus'ab bin Zubair radhiyallahu anhu . Mush'ab Berkata, “Saya Ingin Menjadi amir Irak (Pemimpin di Irak) Dan Menikah DENGAN Aisyah binti Thalhah Dan Sukainah binti Husein.” Aisyah Dan Sukainah ialah dua wanita Yang Sangat Cerdas Dan dua wanita Yang Sangat cantik di zamannya. Dipersembahkan dua nama itu, dan dia tertarik untuk menikahi keduanya. Anak muda bercita-cita menjadi pemimpin Irak dan menikahi dua wanita sangat cerdas dan cantik di zamannya. Dan kedua-duanya adalah putri dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
Yang terakhir adalah Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma . Ia berkata, "Aku ingin Allah mengampuni aku."
Dan Subhanallah, Hijr Ismail menjadi pilihan-tujuan yang benar-benar mereka sampaikan benar-benar Allah sampaikan pada takdirnya.
Abdullah bin Zubair radhiyallahu anhu benar-benar menjadi khalifah selama kurang lebih 9 tahun.
Urwah bin Zubair  radhiyallahu anhu benar-benar menjadi ulama besar. Salah seorang ulama besar di kota Madinah. Banyak sekali sanad hadits dari Urwah bin Zubair radhiyallahu anhu yang diambil dari Aisyah radhiyallahu anha . Tidak aneh jika kemudian Urwah menjadi ulama besar di zamannya.
Dan yang berikutnya adalah Mus'ab bin Zubair radhiyallahu anhu. Ia benar-benar menjadi pemimpin di negeri Irak dan benar-benar bisa menikahi dua wanita yang ingin di nikahinya.
Yang tidak bisa kita lihat adalah jawaban dari harapan dan cita-cita Abdullah bin Umar  radhiyallahu anhu ma. Akan tetapi, Imam Adz-Dzahabi rahimahullah mengatakan, "Allah akan mengampuni dosa-dosa Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu yang diminta di dalam majelis itu."
Ini baru satu kisah. Apa rasanya begitu kisah ini? Apakah ada banyak pelajaran mahal yang bisa kita ambil?
Umpamanya pelajaran tentang jangan pernah takut berfikir untuk bercita-cita. Bercita-cita itu boleh untuk semua orang. Bedakan orang yang bercita-cita dengan seseorang yang sedang bermimpi dan berkhayal. Orang yang bercita-cita dapat mengatur setinggi langit, tetapi bedanya dengan orang-orang yang berkhayal adalah kompilasi orang yang bercita-cita yang melakukan, berusaha untuk memaksimalkan dalam mencapai apa yang diinginkannya itu. Sementara orang-orang yang berkhayal, dia hanya di tempat tidurnya. Dia tidak kemana-mana. Tidak bergerak sama sekali, tapi setinggi langit dia menginginkannya. Dan begitulah manusia. Ia hanya ditugasi untuk bercita-cita, kemudian ia berusaha semaksimal mungkin dalam upayanya menjadi hamba Allah Subhanahu wa Ta'alayang mulia, yang baik, dan yang berilmu. Biarkanlah nanti diumumkan yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, “Bekerjalah kalian! Berusahalah kalian! Setiap kamu akan dimudahkan menuju takdirnya masing-masing. ”
Untuk memungkinkan nanti sejarah memiliki fungsi-fungsi lainnya. Lebih dari empat fungsi yang dapat kita ambil dari sejarah.
Fungsi yang pertama adalah sebagai Motivasi .
Kisah yang tadi kita baca, jika kita renungi, adalah kisah yang menjadi motivasi bagi kita semua. Apakah kita menjadi termotivasi? Semoga siapa pun punya kesempatan. Siapalah Abdullah bin Zubair, jadi kemudian dia bercita-cita ingin menjadi seorang khalifah? Dia bukan dari keluarga, benar-benar keluarga dari sahabat Nabi  shallallahu 'alaihi wasallam yang mulia. Dan setiap orang boleh bercita-cita. Setinggi apapun itu. Sejarah memiliki kekuatan motivasi. Bacalah sejarah, ia akan mendorong kita untuk melakukan sesuatu. Dan sejarah adalah sang motivator yang sangat hebat.
Kedua, sejarah memiliki kekuatan Solusi. Sepanjang nanti kita membahas sejarah Islam, kita akan mendapatkan solusi-solusi. Sangat detail sejarah memberikan kita pelajaran. Masalah pribadi, masalah keluarga, masalah hubungan kita, masalah negeri ini, bahkan masalah bumi ini. Sejarah akan memberikan kepada kita solusinya.
Ketiga, sejarah juga memberikan kekuatan Inspirasi . Kita akan sangat kaya dengan inspirasi. Hal-hal yang sangat baru. Dan sebaliknya kita akan maju beberapa langkah ke depan dibandingkan dengan orang-orang yang lain. Kita akan memiliki berbagai macam ide dan ide yang baru. Karena memang sejarah akan membicarakan tentang sesuatu yang telah terjadi di masa lalu. Dan bukan hanya masa lalu, bahkan lebih hebat lagi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menerima dalam hadits-hadits beliau yang disebut dengan an-nubuwat . An-nubuwat adalah sabda Nabi  shallallahu 'alaihi wasallamyang berbicara tentang masa depan. Ini bukan ramalan juga bukan prediksi. Akan tetapi ini adalah kepastian yang dikirim dari wahyu oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam .
Dan fungsi fungsi Sejarah Yang keempat Adalah kekuatan Prediksi . Kita bisa memprediksi banyak hal. Sebagian besar bukan prediksi, sebagiannya adalah nubuwat yang merupakan kepastian masa depan. Ketika Rasulullah  shallallahu 'alaihi mengundang semua sahabat muslimin akan menaklukkan Persia, Romawi, dan Mesir, semua yang belum terlaksana saat Rasul masih hidup, atau bahkan saat Rasul sudah wafat. Namun semua itu berhasil ditaklukkan di zaman kekhilafahan Umar bin Khattab radhiyallahu anhu . Sebuah kepastian.
Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang itu muslimin akan dibuka Konstantinopel, hal ini baru terjadi lebih dari 8 abad setelah sabda Rasulullah shallallahu' alaihi wasallam diucapkan. Konstantinopel ditaklukkan oleh Muhammad Al-Fatih. Dan kompilasi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam disampaikan dalam hadits yang sama muslimin akan mengantarkan hidayah ke Roma (Roma), maka ini pasti akan terjadi. Hanya saja, sampai hari ini Roma belum kunjung mendapatkan hidayah-Nya. Dan yang sedang kita bahas bukan hanya masalah prediksi, tetapi sebuah kepastian.
Sejarah juga memberikan kekuatan prediksi. Karena ia adalah suatu sunatullah yang berulang. Jika kita berbicara tentang masalah pembersihan Palestina dari tangan-tangan zionis, maka kita akan tahu bagaimana para ulama hari ini mencoba memprediksi dengan sebuah prediksi yang sangat sulit. Ketika terjadi perang besar dan zionis menjatuhkan berton-ton bom mereka di Gaza tahun 2009, muncullah sebuah keyakinan dari para ilmuwan di negeri jihad tersebut. Keyakinan bahwa anak-anak yang terlahir di saat bom-bom itu dijatuhkan (lebih kurang terlahir 3000 anak), adalah anak-anak yang Insya Allah dalam rentang 15 - 20 tahun ke depan akan dibebaskan Palestina dari zionis.
Dari mana analisanya? Kenapa prediksi itu bisa keluar?
Jawabannya, karena mereka mencoba berkaca dari sejarah Shalahuddin Al-Ayubi, orang yang sangat ditakuti dalam sejarah zionis. Hari ini zionis sangat takut dengan nama Shalahuddin Al-Ayubi karena nama inilah yang berhasil menyelamatkan Palestina dari tangan-tangan salib. Dan Shalahuddin adalah generasi ketiga sejak orang-orang menyeberangi Palestina.
Coba anak-anak yang terlahir di Gaza tahun 2009 itu adalah generasi ketiga dari para mujahid yang mencoba membebaskan Palestina, maka mulailah para pakar hari ini berusaha untuk memprediksi. Jikalau sejarah Shalahuddin terulang, maka generasi ketiga inilah yang akan membebaskan Palestina dengan izin Allah. Begitulah kuatnya sejarah. Maka, mari kita mempelajarinya. Mudah-harapan kita mendapatkan satu, dua, tiga, atau bahkan empat kekuatan sejarah tersebut. Kekuatan motivasi, solusi, inspirasi, dan prediksi.
* artikel ini merupakan transkripsi dari podcast "Siroh Nabawiyah" Ust. Budi Ashari, Lc., Dengan perubahan redaksi.Pentranskripsi: Budi Sulistyarini
Editor: Abdullah Ibnu Ahmad